SINTAKSIS - ATHOF-KATA PENGHUBUNG BAHASA ARAB


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa arab merupakan bahasa yang diakui oleh seluruh masyarakat islam diseluruh dunia, karena kitab sucinya dan untuk melakukan ibadah mengguanakan bahasa arab. Bahasa arab juga sudah diakui sebagai bahasa PBB. Dalam mempelajari bahasa arab seseorang harus mengetahui ilmunya, karena bahasa arab merupakan bahasa yang dianggap sebagai bahasa paling sulit diantara bahasa-bahasa lainnya.
Ilmu yang harus dipelajari untuk memahami bahasa arab menggunakan ilmu gramatikal dan ilmu makna. Bahasa arab dapat dipelajari melalui linguistiknya, salah satu ilmu yang termasuk dalam ilmu linguistik adalah sintaksis. Sintaksis adalah salah satu cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagiannya. Sementara dalam bahasa arab sintaksis adalah ilmu yang membahas posisi kata dalam kalimat dan relasi antarkata dalam kalimat.
Ilmu sintaksis dalam dalam bahasa arab dinamakan Ilmu Nahwu. Didalam ilmu nahwu akan membahas mengenai Fiil, Isim, dan Harf. Dalam bahasa Indonesia suatu kalimat tidak akan bisa disatukan jika tidak ada kata yang menghubungkannya, dan kata tersebut disebut konjungsi. Konjungsi dalam bahasa arab disebut Athof , Athof dalam bahasa arab masuk dalam pembahasan dalam bidang Harf. Dari uraian diatas penulis akan mencoba membuat sebuah makalah yang berjudul "KONJUNGSI ARAB (ATHOF)".

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan Konjungsi arab (Athof) ?
2.      Bagaimana pembagian konjungsi dalam bahasa arab ?

C.     Tujuan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan Konjungsi arab (Athof).
2.      Mengetahui macam-macam konjungsi dalam bahasa arab.
3.      Mengetahui penggunaan konjungsi dalam kalimat.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Konjungsi (Athof)
Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung, yang berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (Hasan Alwi, dkk., 2003: 296). Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Harimurti, 2007: 102).
Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam kontruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain dalam konstruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Konjungsi menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setataran maupun yang tidak setataran. Keanekaragaman bahasa menyebabkan beberapa konjungsi sulit dibedakan dari preposisi (Kridalaksana, 2007:102).
Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antar klausa, antar kalimat, dan antar paragraf. Kata penghubung antar klausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antar kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya), dan kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.
Dari beberapa definisi diatas dapat Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijabarkan bahwa pada dasarnya (konjungsi) berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
Kata penghubung atau konjungsi dalam bahasa arab disebut Athof. Athof adalah jenis tawabi yang terletak setelah huruf athof, yang merupakan penghubung antara isim yang satu dengan yang lainnya, atau fi’il yang satu dengan yang lainnya.
Sama halnya dengan kata penghubung dalam bahasa Indonesia, selain menghubungkan kata dalam satu kalimat, athof  juga menghubungkan kata antar kalimat dan paragraf. Dengan hadirnya athof yang menghubungkan satuan-satuan bahasa dapat menjadi sebuah gramatika yang terpadu. Selain gramatika tersebut menjadi padu, akan timbul makna yang bermacam-macam. Keanekaragaman hubungan makna tersebut mencerminkan adanya keanekaragaman pesan dan permasalahn kehidupan manusia sebagai pengguna bahasa.
B.  Macam-Macam Konjungsi Arab
Keanekaragaman hubungan makna tersebut mencerminkan adanya keanekaragaman pesan dan permasalahan kehidupan manusia sebagai pengguna bahasa. Perlu disampaikan bahwa dalam penelitian ini ditemukan dua belas hubungan makna athof dalam bahasa Arab, yaitu (1) makna penjumlahan, (2) makna urutan langsung, (3) makna urutan tenggang waktu, (4) makna pemilihan, (5) makna pembolehan, (6) makna keraguan, (7) makna pensamaran, (8) makna perincian, (9) makna penuntasan, (10) makna penegasan, (11) makna koreksi, (12) makna peniadaan, dan (13) makna penyamaan.
Dalam bahasa arab Athof  masuk dalam kelompok Harf, dan dilambangkan dengan huruf athof. Huruf athof mempunyai kegunaan dan makna yang berbeda-beda, antara lain :
1.      Huruf  و (wau) digunakan untuk menghubungkan atau menggabungkan dua kata, dan diartikan dengan “dan”. Makna و disini adalah sebagai makna penjumlahan.
Contoh :
ذَهَبَ عَلِيٌّ وَ صَلِحٌ إِلَي السُوْقِ  
             (Ali dan sholeh pergi ke pasar)
Kata عَلِيٌّ dan صَلِحٌ ber-I'rob marfu' atau dhommah dan keduanya sama-sama mufrod. Kedudukan dari kata صَلِحٌ adalah athof,karena jatuh setelah huruf athof.
2.      Huruf ف  digunakan untuk urutan yang tanpa jeda, dan biasa diartikan dengan “lalu" atau "kemudian”. Makna ف disini adalah sebagai makna urutan langsung.
Contoh :
دَخَلَ الْمُتَّهِمُ فَالْمُحَامِي
(penuduh masuk kemudian pengacara masuk)
Kalimat ini menunjukkan urutan tanpa jeda waktu. Maknanya setelah penuduh masuk ke suatu ruangan, pengacara langsung masuk ke ruangan yang sama.
3.      Huruf ثم  (tsumma) digunakan untuk urutan dengan jeda waktu, dan diartikan dengan “kemudian”.
Contoh :
دَخَلَ الشُّيُوخُ ثُمَّ الشًّبَّانُ
(orang-orang masuk kemudian pemuda-pemuda)

4.      Huruf أو  (au) digunakan untuk menunjukkan hal yang berupa pilihan atau ragu, dan biasa diartikan dengan “atau”. Makna أو  disini adalah sebagai makna pemilihan, atau makna keraguan.
Contoh :
خُذْ هذَا الْكِتَاب أوْ تِلْكَ الْكُرَّاسَة
(ambillah kitab ini atau buku tulis itu)
5.      Huruf  أم (am) digunakan untuk meminta penjelasan, bisa diartikan “apa/atau”.
Contoh :
كَتَبَ هَذَا المَقَالَ عَمْرٌ أَمْ مَحْمُوْدٌ؟

(yang menulis artikel ini umar atau Mahmud?)
Penggunaan huruf  أم biasanya dipakai untuk kalimat tanya yang ditujukan untuk meminta kejelasan suatu hal.
6.      Huruf  لا (laa) digunakan untuk meniadakan hukum yang sebelumnya, biasa diartikan dengan “bukan”.
Contoh :
نَضِجَ الْبَطِيْخُ لاَ الْعِنَبُ
(yang matang itu semangka bukan anggur)
7.      Huruf لكن  (laakin) digunakan untuk memperbaiki atau membetulkan. Diartikan dengan “akan tetapi” atau “melainkan”.
Contoh :
هُوَ عَالِمٌ لكِنَّهُ غَيْرُ عَامِلٍ
(dia pandai tetapi tidak mengamalkan ilmunya)
8.      Huruf بل  (bal) digunakan untuk memalingkan atau menyelisihi hukum sebelumnya. Diartikan dengan “tetapi” atau “bahkan”.
Contoh :
مَاجَاءَ ئِيْسُ بَلْ وَكَيْلُهُ
(ketua tidak datang tetapi wakilnya).
9.      Huruf  إلاّ (illa) digunakan untuk menghubungkan atau membatasi bahwa keterangan tersebut merupakan satu-satunya. Diartikan sebagai "kecuali".
Contoh :
لاَإلهَ إلاّ الله
(tiada Tuhan kecuali Allah)
10.  Dhomir هُوَ/هِىَ digunakan untuk menjelaskan dimana klausa kedua berlaku sebagai penjelas suatu keadaan, peristiwa, atau hal pada klausa pertama. Dalam situasi ini هُوَ/هِىَ diartikan sebagai "adalah/ialah/yaitu/yakni".
Contoh :
فعل الماضى هو كلّ فعل يدلّ على حصول عملا في زمان الماضي
(fiil madly adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan pada masa yang lalu)
11.  Huruf بعد/ قبل digunakan untuk menghubungkan mengurutkan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain. بعد/ قبل ini diartikan dengan "sesudah/ sebelum".
Contoh :
قبل الصلاة أتوضّأ
(sebelum sholat saya berwudhu)
Catatan :
1. I’rob athof harus sesuai dengan ma’thuf (isim yang diathofi), jika ma’thufnya manshub, athof juga manshub, jika ma’thufnya majrur atau majzum, athof juga mengikuti. Namun boleh berbeda di dalam nakiroh ma’rifatnya atau mudzakkar muannatsnya.
2.  Athof pada fi’il sebagaimana athof pada isim.
      Contoh :
اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ
      Fi’il تَقِيْمَ manshub karena merupakan athof dari fi’il تَشْهَدَ.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Kata penghubung atau konjungsi dalam bahasa arab disebut Athof. Athof adalah jenis tawabi yang terletak setelah huruf athof, yang merupakan penghubung antara isim yang satu dengan yang lainnya, atau fi’il yang satu dengan yang lainnya.
2.      Pada dasarnya (konjungsi) berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
3.     Yang termasuk dalam macam-macam konjungsi arab adalah huruf و, ف, ثم, أو, هو,هي, أم, لا, لكن, بل, حتّى, إلاّ, بعد, قبل.
4.     I'rob dari fiil atau isim setelah huruf athof adalah rofa' atau dhommah.
DAFTAR PUSTAKA
Kuswardono, singgih. 2013. Pengantar Sintaksis Arab. Semarang: Unnes.
Baharudin, hasan. 1980. Bahasa Dunia Islam. Surabaya : Bangil.
http://www.skinpress.com/AquaGreeny/ (31 Maret 2013, 14.00 WIB)

http://adeku-bahasaku.blogspot.com/2012/02/konjungsi-penggunaannya/ (31 Maret 14.00 WIB)

5 komentar:

Blogroll

About

ini adalah coretan perasaan dari seseorang yang sedang menjalani kehidupan dengan penuh perjuangan. berusaaha menyambung hidup demi impian yang suci.
Goresan Ilmu © 2012 | Designed by Meingames and Bubble shooter